Idul Adha 2018? Inilah Dia Panduan Shalat Idul Adha

Lebaran Idul Adha 2018? Inilah Dia Panduan Shalat Idul Adha


Kapan Idul Adha 2018- Assalamualaikum. Selamat datang kembali di blog remajaonline.com. Segala puju hanya milik Allah SWT dan Shalawat kepada Rosul kita Muhammad SAW. Sebentar lagi kita akan merayakan Lebaran Idul Adha! bagaimanakan tata cara shalat idul adha? apa saja keutamaanya? dan apa saja yang di uatamakanya? mari kita mulai bahas satu-satu mengenai idul adha.


Lebaran idul adha selalu identik pada qurban, baik itu qurban domba, kambing, sapi ataupun unta. Lalu apakah ada ayat yang menerangkan mengenai qurban?
dalam surah Al-Kautsar ayat 1sampai 3,

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ


"Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena Tuhanmu dan sembelihlah hewan kurban. Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus”.

ayat diatas menjleskan kepada kita mengenai qurban.

Tanggal berapakah lebaran idul adha 2018? kalau di indonesia itu jatuh pada tanggal 22 agustus 2018, oleh karena itu dengan dibuatnya artikel ini pada tanggal 21 agustus 2018, semoga yang mendapatkan kiriman bisa sempat membacanya.

Sunah-sunah Sebelum Shalat Idul Adha.

buka juga inilah-amalan-amalan-10-hari-pertama-bulan-dzulhijjah


1. Mandi Sebelum Shalat Idul Adha

A

أن عبد الله بن عمر كان يغتسل يوم الفطر قبل أن يغدو إلى المصلى


"sesungguhnya abdullah ibnu umar mandi pada hari ied sebelum berangkat shalat (ied)" ( HR. Malik dan As-yafi'i dan sanadnya shahih)


2. Berhias dan Memakai Wewangian


Rosulullah SAW menganjurkan kepada kita semua untuk senantiasa memakai wewangian, ketika hendak shlat di hari raya.

Ibnu Qayyim mengatakan "Nabi SAW biasa keluar ketika shalat idul Fitri dan Idul Adha dengan pakaian terbaik" (Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad, 1/425. )


3. Memakai Pakaian yang Paling Baik dan Bagus


Dari Jabir Bin Abdillah, beliau mengatkan,


كانت للنبي -صلى الله عليه وسلم- جُبّة يَلبسُها فِي العِيدَين ، وَ يَوم الـجُمعَة


"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah yang beliau gunakan ketika hari raya dan hari Jumat." ( HR. Ibn Khuzaimah dan kitab shahihnya )




4. Tidak Makan Sampai Pulang dari Shalat Idul Adha 

Dari Buraidah, beliau berkata:
لاَ يَـخرجُ يَومَ الفِطرِ حَتَّى يَطعَمَ ولاَ يَطعَمُ يَومَ الأَضْحَى حَتَّى يُصلِّىَ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat menuju shalat Idul Fitri sampai beliau makan terlebih dahulu, dan ketika Idul Adha, beliau tidak makan sampai shalat dahulu." (HR. At Turmudzi, Ibn Majah, dan dishahihkan al-Albani)

5.
Menuju lapangan sambil berjalan dengan penuh ketenangan dan ketundukan

Dari sa’d radliallahu ‘anhu,
أنَّ النَّبـىَّ -صلى الله عليه وسلم- كانَ يَـخْرج إلَى العِيد مَاشِيًا وَيَرجِعُ مَاشِيًا
"Bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju lapangan dengan berjalan kaki dan beliau pulang juga dengan berjalan." (HR. Ibn majah dan dishahihkan al-Albani)


6. Berangkat dan pulangnya mengambil jalan yang berbeda


Dari Jabir bin Abdillah radliallahu ‘anhuma,
إِذا كانَ يَومُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّريقَ
"Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (ketika berangdan dan pulang)". (HR. Bukhari)

baca kisah-perjuanganku-menghafal-al-quran-untuk-Masa-Depan-yang-Cemerlang.html


Lalu bagaimana tata cara shalat iednya?


Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut.
Pertama: Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.
Kedua: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”
Ketiga: Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.” Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).” Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.
Keempat: Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab,
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).”
Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.
Kelima: Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).
Keenam: Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua.
Ketujuh: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.
Kedelapan: Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Kesembilan: Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
itulah yang bisa di sampaikan oleh remajaonline.com mudah-mudahan bermanfaat.

baca artikel yang lainya 

/Lima-penyakit-hati-dalam-islam-dan-cara-mengobatinya.html

kiblat-alasan-umat-muslim-ketika-shalat-menghadap-kiblat.html

ikhtiar-doa-dan-tawakkal-adalah-kunci-masa-depan


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Idul Adha 2018? Inilah Dia Panduan Shalat Idul Adha"

Post a Comment