Jika kita perhatikan dan kita amati
kitab suci Al-Quran serta sirah nabawiyah yang berkisah tentang dakwah, maka
akan kita temukan hakikat yang amat jelas yang terangkum dalam beberapa point
berikut:
1.
Bahwa
kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an berbicara tentang akidah tauhid ini, yaitu
tauhid uluhiyah, tauhid rubbubiyah, dan tauhid asma’ wasifat, serta dakwah
untuk ikhlas dalam beribadah kepada allah SWT yang tiada sekutu bagi-Nya, juga
menteapkan pokok-pokok keyakinan (ushulul i’tiqad)m yaitu iman dan islam.
2.
Bahwa
Rosulullah SAW telah mencurahkan seluruh waktunya setelah masa nubuwah untuk
mengokohkan i’tiqad ini dan berdakwah kepada tauhidullah dalam bentuk ibadah dan keataatan. Inilah tuntunan
kaliamat Laa ilaaha illallah Muhammad SAW
Maka
dakwah kepada tauhidullah merupakan pengokohan dan perbaikan yang mencakup
seluruh bagian besar dari kesugguhan Rosullah SAW dan pencurahan waktunya di
masa kenabian ini.
Bukti
dari itu semua adalah sebagai berikut:
a.
Bahwa Rosulullah SAW, tlah menjalani masa nubuwahnya selama 23 tahun, tiga belas tahun dianaranya di Mekah. Misi beliau selama periode di mekah ini merupakan periode realisasi dari kalimat laa ilaaha illallah Muhammad Rosulullah SAW, atau disebut dengan dakwah kepada tauhidullah. Wujud dari dakwah ini adalah beribadah kepada Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan, terhapusnya kesyirikan dan peribadatan terhadap berhala serta berbagai perantara dalam peribadatan tersebut. Termasuk juga terhapusnya berbagai perbuatan bid’ah dan keyakinan-keyakinan sesat Kemudian sepuluh tahun diantaranya di kota Madinah. Misi beliau selama di Madinah ini melebar pada penerapan hukum-hukum syari’at dan pengokohan akidah, menjaganya dan melindunginya dari berbagai syubhat. Rosulullah SAW juga melakukan jihad di jalan-Nya, namun kesulurahn misi tersebut terfokus pada pengokohan tauhid ini. Beliau juga melakukan jidal terhadap ahli kitab, menjelaskan batilnya kayakinan seluruh syubhat mereka dan syubhat yang dilancarkan oleh orang-orang munafik, bahkan beliau mampu merobohkan makar mereka kepada islam dan umatnya. Seluruh hal ini beliau mlakukan semata dalam rangka melindungi akidah tauhid tersebut. Maka dakwah apapun bentuknya yang tidak memperhatikan urusan akidah ini, maka dakwah tersebut bernialai cacat dan kurang.
Bahwa Rosulullah SAW, tlah menjalani masa nubuwahnya selama 23 tahun, tiga belas tahun dianaranya di Mekah. Misi beliau selama periode di mekah ini merupakan periode realisasi dari kalimat laa ilaaha illallah Muhammad Rosulullah SAW, atau disebut dengan dakwah kepada tauhidullah. Wujud dari dakwah ini adalah beribadah kepada Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan, terhapusnya kesyirikan dan peribadatan terhadap berhala serta berbagai perantara dalam peribadatan tersebut. Termasuk juga terhapusnya berbagai perbuatan bid’ah dan keyakinan-keyakinan sesat Kemudian sepuluh tahun diantaranya di kota Madinah. Misi beliau selama di Madinah ini melebar pada penerapan hukum-hukum syari’at dan pengokohan akidah, menjaganya dan melindunginya dari berbagai syubhat. Rosulullah SAW juga melakukan jihad di jalan-Nya, namun kesulurahn misi tersebut terfokus pada pengokohan tauhid ini. Beliau juga melakukan jidal terhadap ahli kitab, menjelaskan batilnya kayakinan seluruh syubhat mereka dan syubhat yang dilancarkan oleh orang-orang munafik, bahkan beliau mampu merobohkan makar mereka kepada islam dan umatnya. Seluruh hal ini beliau mlakukan semata dalam rangka melindungi akidah tauhid tersebut. Maka dakwah apapun bentuknya yang tidak memperhatikan urusan akidah ini, maka dakwah tersebut bernialai cacat dan kurang.
b.
Bahwasannya
Rosulullah SAW hanay memerangi manusia
karena perkara akidah ini, target perang beliau adalah agar tegaknya
kalimatulla dan agama ini. Hal itu merupakan cerminan dari syahadat Laa ilaaha
Illallah Muhammad Rsoullah SAW tersebut.
Padahal jika kita perhatikan di saat itu kerusakan dan kejahatan
juga tersebar dan merajalela, namu Rosulullah SAW tetap menfokuskan bahwa
target dari perang yang dilakukan adalah demi tegaknya akidah tauhid.
Rosulullah SAW bersabda :
“ Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga meraka ersaksi
bahwa tiada ilah yang berhak disemabh selai Allah dan bahwasannya aku adalah
Rosulullah SAW, juga agar mereka mnegakkan shalat dan menunaikan zakat. Jika
mereka telah meunaikan semua itu, maka selamtlah darah mereka dariku, kecuali
dengan hak islam. Dan perhitungan merka adalah ada pada Allah”( HR. Bukhori)
Hadist tersebut bukan menunjukan bahwa Rosulullah SAW tidak memerhatikan urusan yang lain, berupa dakwah kepada akhlak yang mulia, kepda kejujuran, silaturahmi dan lai-lain; juga larangan untuk berbuat dusta dan kejahatan, seperti riba, zina, dan memutus silaturahmi. Namun, dalam hal ii beliau mendudukan semua perkara-perkara itu dibawah pokok-pokok tauhid ini. Karena beliau mngerti dan beliau adlah seorang teladan bahwa jika manusia telah lurus aidahnya, ikhlas dalam beibadah, maka akan lurus dan benar pula seluruh niat dan amalan lainnya. Dengan mudah mereka akan mngerjakan kebaikan dan meninggalkan seluruh kejahatan, mereka juga akan mengakkan amar ma’ruf dan nai munkar. Demikianlah, semua itu akan terealisir manakala keshalihan akidah telah terwujud.
c.
Jika
kita perhatikan Al-Qur’an Karim yang diturunkan kepada Rosulullah SAW kita akan
temukan bahwa kebanyakan ayat-ayat
tersebut berbicara seputar pengukuhan akidah dan pokok-pokoknya, pembebasan segala
bentuk ibadah yang ditunjukkan kepada selain Allah, dan perintah untuk taat
kepada rosul-Nya.
0 Response to "Akidah Tauhid dalam Dakwah Nabi Muhammad SAW"
Post a Comment